Pusat Informasi Palestina (PIC), sebuah situs berita independen Palestina harus menerima kenyataan bahwa laman Facebook mereka ditutup oleh sementara. Hal tersebut terjadi menyusul sebuah kartun terbitan 2009 buatan politisi Brazil, Carlos Latuff, yang mereka bagikan di laman itu.

Kartun tersebut menunjukkan seorang perempuan sedang berjalan sambil menggendong seorang anak yang terluka di depan bendera zionis, dengan salah satu garis biru pada bendera tersebut menutupi mulut sang perempuan.

Hal seperti ini bukanlah sesuatu yang baru, terutama sejak segala kritik dan serangan terhadap hubungan AS dan Israel, langsung dicap sebagai anti-semit. Terlalu banyak contoh, bahkan presiden AS sendiri, Barack Obama, sempat dicap sebagai anti-yahudi.

Ketika Carlos Latuff ditanya mengenai insiden khusus yang membuatnya menciptakan kartun tersebut pada 2009, Latuff menjawab, “Tidak ada. Tak ada insiden khusus. Kartun ini hanya bertujuan mengangkat isu sensor yang sering terjadi di internet menyangkut segala sesuatu yang mengkritisi Israel.”

Tuduhan anti-semit sudah tentu menjadi kalimat pertama yang dituduhkan oleh para pembela setia rezim zionis. Namun pantaskah kartun di atas disensor?

Satu-satunya hal yang vulgar dari kartun di atas adalah kebenaran yang disampaikannya. Carlos Latuff menanggapi penyensoran Facebook dengan sebuah cuitan, ‘Penyensoran ini dengan TEPAT membuktikan maksud dari kartun tersebut. Ironis sekali.”

“Facebook biasanya menyasar kartun daripada media lainnya,” ujar Rami Salam, admin laman Facebook PIC, seperti dikutip Mondoweiss. “Mungkin karena kartun mudah diterima siapa saja. Kartun milik Latuff sudah sangat banyak menyebar dari laman kami, dan mungkin itu sebabnya kartun itu disensor.”

Rami mengaku pihaknya tak mendapat peringatan sebelum kartun tersebut dihapus paksa oleh Facebook.

“Alasan penghapusan dan pemblokiran laman kami sangat remeh-temeh dan tak ada artinya karena kartun itu tidak menggambarkan sesuatu yang vulgar atau mengajak untuk melakukan kekerasan. Facebook hanya memberi alasan bahwa kartun itu telah melanggar ‘pedoman komunitas’.”

“Kami juga pernah mengalami hal yang sama sebulan lalu, dan mendapati beberapa video kami dihapus. Satu hal baru yang kami perhatikan, bahwa Facebook bisa menghapus gambar/video, bahkan jika keduanya mengikuti ‘pedoman komunitas’ mereka. Ini cukup mengkhawatirkan, karena mungkin kami tak akan bisa membagikan berita apapun dalam waktu dekat. Kami kira kebijakan Facebook yang pro-Israel sedang mengencangkan ikatannya terhadap kebebasan berpendapat.”

Dalam kunjungannya ke AS November 2015 lalu, Deputi Menteri Luar Negeri Zionis, Tzipi Hotovely mengadakan pertemuan dengan perwakilan YouTube dan Google untuk membicarakan bagaimana mereka bisa bekerjasama untuk menyensor materi anti-Israel.

 

http://mondoweiss.net/2016/01/facebook-cartoon-critical