Sebuah artikel yang diterbitkan oleh Guardian menyatakan bahwa Ghouta Timur berubah menjadi Srebrenica di Suriah. Laporannya menyatakan bahwa populasi di sana tidak dilindungi karena kegagalan negosiasi resolusi damai di akhir 2017. Radio Sputnik berbicara dalam wawancara dengan aktivis dan jurnalis investigasi independen Vanessa Beeley.
Sputnik (S): Mainstream media melaporkan bahwa Amerika dan koalisinya berusaha untuk melindungi warga sipil di Ghouta Timur – apakah ini benar?
Vanessa Beeley (VB):
Yang perlu diperjelas dan saya pikir mungkin dibutuhkan, adalah klarifikasi bagi para pendengar, karena kita menyaksikan jurnalisme sensasional seperti biasa dari korporasi media Barat yang beraliansi NATO. Kita perlu mengklarifikasi pemberitaan mereka mengenai kampanye militer yang sah dari Tentara Arab Suriah (SAA) melawan faksi-faksi teroris yang dipimpin oleh faksi-faksi yang berafiliasi al-Qaeda, yang telah menduduki daerah bagian timur Damaskus [Ghouta timur] sejak 2013.
Intinya, media-media itu menyangkal kekejaman [yang dilakukan faksi teroris] seperti hujan mortar, misil, peluru ledak, bom bunuh diri yang terjadi hampir setiap hari di Damaskus yang penduduknya cukup padat, dan juga merupakan tempat tinggal bagi pengungsi yang melarikan diri dari serangan teroris tahun 2013 dari berbagai daerah (Dourbar dan Durmur), selain Ghouta timur. Faksi-faksi teroris itu menembakkan mortar kepada anak-anak sekolah, warga sipil dan penduduk kota Damaskus. Mereka terkenal suka menyiksa, melaparkan, menahan, bahkan mengerangkeng penduduk sipil Suriah ke dalam kandang sebagai tameng manusia dan menjadikan mereka sandera.
Ketika saya ke Damaskus, saya menyaksikan upaya-upaya evakuasi warga sipil dari daerah itu [Ghouta timur dll] yang dilakukan oleh pemerintah Suriah, Palang Merah Suriah, organisasi kemanusiaan Rusia dan beberapa organisasi sipil Suriah. Mereka mengevakuasi tawanan dan warga yang dijadikan tameng itu; serta mereka yang membutuhkan perawatan medis tapi tidak mendapatkannya saat berada di kawasan yang dikuasai teroris.
Jadi, saya bertanya kepada semua pendengar [radio] jika mereka tinggal di sebuah kota, dan daerah pinggiran kota itu dikuasai oleh faksi-faksi teroris yang didukung dan didanai oleh para anggota NATO, yang membantai warga sipil setiap hari; yang mengancam akan masuk ke dalam kota untuk melakukan pembantaian etnis; apakah mereka akan mencegah pemerintah mereka melakukan serangan militer agar membebaskan daerah itu; atau mereka memohon kepada pemerintah agar segera menyelamatkan warga sipil di sana? Itulah perang [di Ghouta], Jason.
S: Apakah pendapat anda mengenai perbandingan media antara Ghouta Timur dengan Srebrenica?
VB: Menurut saya, apa yang kita lihat di sini mirip dengan kampanye haus perang yang biasa dilakukan oleh media pro-NATO dan Barat. Pertama, itu dilakukan untuk melindungi asset-asset mereka, yaitu faksi-faksi militant yang mereka danai dan persenjatai.
Kita harus tanya apakah faksi-faksi [militan] itu kelaparan, seperti klaim mereka? Darimana mereka mendapatkan logistik untuk terus menyerang warga sipil di kota Damaskus? Darimana mereka mendapatkan amunisi dan roket? Jadi, cerita mengenai perbandingan Ghouta dengan genosida Srebrenica, perbandingan dengan hari pengadilan, armagedon, hari kiamat adalah hanya salah satu cara bagi media Barat untuk panggilan perang, panggilan untuk eskalasi konflik, panggilan untuk melindungi asset mereka di lapangan, termasuk White Helmets, yang kita tahu berafiliasi dengan al Qaeda dan didanai oleh Kemenlu Inggris.
Jadi saya pikir ini sudah bisa diduga. Kita telah melihat [fenomena ini] selama pembebasan Aleppo Timur. Kita melihat retorika yang mirip dengan yang saat ini sedang disebarkan oleh media Barat. Jadi saya pikir ini bisa diduga, tetapi kita berada pada titik penting yang berbahaya di sini dan saya pikir yang penting adalah mempertahankan kepala dingin dan juga mengingat bahwa mayoritas warga sipil di daerah-daerah yang diduduki [teroris] di pinggiran timur Damaskus dan di kota Damaskus seratus persen mendukung pemerintah mereka, mendukung tentara mereka, dan mendukung operasi pembebasan ini. Dan ketika pembebasan itu selesai, kita akan kembali mendengar cerita yang sebenarnya dari warga sipil Suriah yang saat ini sedang ditekan [oleh teroris].
S: Banyak warga sipil dibunuh oleh teroris yang menyerang daerah pemukiman di Damaskus, mengapa media Barat tidak berfokus pada hal itu?
VB: Sederhana saja, karena berita itu [tentang kejahatan teroris] tidak cocok dengan narasi perubahan rezim [yang] mereka [propagandakan]. Berita tidak cocok dengan narasi yang telah mereka lakukan selama tujuh tahun terakhir, yang secara efektif telah mendemonisasi [memburukkan citra] pemerintah Suriah, Presiden Bashar al-Assad yang terpilih melalui pemilu, dan Tentara Arab Suriah. Tentara Arab Suriah milik orang-orang Suriah dan orang-orang Suriah adalah milik tentara Arab Syria. Itulah pernyataan yang dikatakan keluarga-keluarga Suriah yang saya temui dalam kunjungan empat minggu saya ke Suriah, ketika itu saya bicara dengan banyak keluarga para martir dari Tentara Arab Suriah.
Anda tahu, saya pikir itu [pengabaian media] adalah upaya melindungi keseluruhan operasi penggulingan rezim di Suriah dan untuk mengguncang stabilisasi Suriah sebagai pusat wilayah ini. Jadi, saya rasa tidak mengherankan jika kita kini melihat histeria dari media Barat tapi kita berada pada titik penting yang sangat berbahaya. Suriah memerangi sejumlah front yang sangat intens di Idlib, Afrin, di selatan di mana Israel meningkatkan aktivitas militernya dan mendanai faksi-faksi teroris dan militer yang bertindak sebagai penjaga Dataran Tinggi Golan. Jadi saya pikir kita sedang melihat peningkatan operasi militer dan kita sedang melihat reaksi dari pemerintah Barat dan media mereka.
S: Kota ini [Ghouta timur] telah diduduki oleh teroris selama beberapa tahun; kita tahu siapa yang menahan warga sipil sebagai sandera, mengapa informasi ini diabaikan? Adakah agenda lain yang perlu diceritakan?
VB: Saya pikir, ada beberapa hal yang ingin saya prediksi. Salah satunya adalah bahwa kita akan melihat, dan kita telah melihat beberapa bukti tentang hal itu, Sputnik juga telah melaporkan hal itu, ada kemungkinan besar bahwa White Helmets akan melakukan operasi palsu [false flag] baik di pinggiran timur Damaskus dan di Idlib.
Kita saksikan tiga truk berisikan bahan kimia klorin memasuki Idlib, saya percaya berasal dari Turki. Tapi satu poin yang harus diingat, saya pikir koalisi Amerika dan negara Teluk dan Israel kuatir atas [rahasia] yang akan terbongkar jika daerah-daerah ini dibebaskan, khususnya Idlib dan Ghouta (Jarba, Duna dll), daerah timur Damaskus, karena sangat jelas bahwa ada pihak yang menyediakan amunisi dan peralatan perang kepada faksi-faksi teroris itu.
Seseorang [pihak] telah mengatur faksi-faksi teroris itu dan prediksi saya adalah pada satu titik kita akan melihat kehancuran: gudang-gudang, bangunan strategis, atau kawasan strategis di Idlib dan di daerah pinggiran timur [Damaskus]. Apakah pemerintah Suriah akan disalahkan atau koalisi Amerika yang akan melakukan [penghancuran] seperti biasa, yaitu intervensi militer atas nama proksi-proksi di lapangan di Suriah; saya tidak tahu, tapi saya pikir mereka kuatir dengan pembebasan daerah-daerah ini karena akan membongkar operasi hitam yang sedang dijalankan koalisi Amerika sejak awal konflik.