Kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat, Joe Biden ke Turki baru-baru ini, dinilai menjadi tanda bahwa Amerika sama sekali tak ingin Turki mengurangi serangannya pada suku Kurdi dan mendukung penempatan militer rezim Erdogan di daerah kaya minyak sekitar Mosul, Iraq.

Periset Amerika-Jerman, F. William Engdahl, percaya bahwa pemerintahan Obama berusaha memanipulasi Presiden Turki yang ambisius dan putra mahkota rezim Saudi, Mohammed bin Salman, dengan memancing sifat militerisme dan keserakahan dari keduanya.

“Sepertinya permainan Washington berusaha memberikan Saudi dan Turki cukup tali untuk menggantung leher mereka sendiri dalam upayanya untuk merebut sumur minyak di Syria dan Iraq, dan bahkan jika mereka cukup gila, termasuk ladang minyak milik Iran,” ujar Engdahl pada New Easter Outlook.

Kunjungan Biden telah menunjukkan dengan jelas bahwa Washington masih mendukung penuh rezim Erdogan dan menutup mata pada upaya pembersihan etnis yang dilakukan Turki pada suku Kurdi, termasuk pendudukan wilayah Iraq di Mosul.

Faktanya, Biden juga membicarakan dukungan militer Amerika terhadap rencana Turki untuk mengambil alih ladang minyak di Mosul, Iraq.

Hebatnya lagi, rezim Ankara tanpa ragu menyamakan Bashar al-Assad dan milisi Kurdi (PKK dan YPG) dengan Daesh dan al-Nusra.

Menurut Perdana Menteri Turki, ada tiga ancaman di Syria terhadap Turki. “Satu adalah pemerintahan Bashar, satu lagi adalah Daesh, dan yang ketiga adalah YPG,” ujarnya seperti dikutip Hurriyet.

Menyoal pendudukan militer Turki di daerah kaya minyak di Mosul, Deniz Zeyrek dari Hurriyet juga melaporkan bahwa kunjungan Biden bermaksud untuk menawarkan proyek kepada Turki untuk ‘menenangkan kekhawatiran Iraq’.

Proyek tersebut, yang didukung Amerika dan NATO, akan menerjunkan pasukan koalisi di markas pelatihan di Bashiqa, sebuah kota di Mosul. Secara logistik, tak ada yang akan berubah dari markas tersebut selain penerjunan serdadu internasional.

Sepertinya agenda luar negeri rezim Ankara berjalan seiring dengan kebijakan timur tengah ala Amerika Serikat.

“Faktanya, Biden juga membicarakan dukungan militer Amerika terhadap rencana Turki untuk mengambil alih ladang minyak di Mosul,” sambung Engdahl.

“Lebih jauh, Wakil Presiden Amerika juga tidak menyinggung sama sekali mengenai penyelundupan minyak ilegal oleh Daesh ke Turki, dimana putra Erdogan sendiri yang memasarkan hasil minyak curian tersebut.”

Periset tersebut mengingatkan fakta bahwa Biden mengatakan bahwa Amerika Serikat dan Turki siap untuk melakukan serangan militer di Syria jika perundingan Jenewa mengalami kegagalan.

Menariknya, pernyataan Biden tersebut hadir setelah Sekretaris Pertahanan Amerika mengumumkan strategi baru di Syria, yang melibatkan penerjunan lebih banyak serdadu.

Menurut Engdahl, persiapan-persiapan tersebut menandakan bahwa akan ada sesuatu yang besar dan sangat dramatis yang akan terjadi di Timur Tengah dalam beberapa bulan mendatang.

http://sputniknews.com/politics/20160128/1033848576/us-led-coalition-preparing-for-advance-syria.html