Mau tak mau, Washington kini mesti menerima kenyataan pahit bahwa Rusia di bawah pimpinan Vladimir Putin telah membuat strategi tepat dalam konflik di Syria, demikian tulis National Review.

Menerima sepak terjang Presiden Rusia Vladimir Putin di Syria dengan lapang dada adalah sebuah kenyataan yang meski diakui Amerika, jika rezim adidaya tersebut memang benar-benar berniat menghancurkan Daesh.

Menurut Jay Hallen, sang penulis, memang sangat sulit bagi pemerintahan Obama untuk secara publik mengaku satu tujuan dengan Rusia, namun setidaknya Amerika bisa menawarkan dukungan basa-basi.

“Artinya, Amerika harus menghentikan kritik non-stop atas aktivitas Rusia di Syria, dan menghentikan usaha yang menghambat seperti langkah untuk membujuk agar Yunani dan Bulgaria menutup wilayah udaranya untuk pesawat tempur Rusia,” tulis Hallen.

Hallen menambahkan bahwa kebijakan Putin di Syria hanyalah satu dari tiga kenyataan pahit yang mesti diakui pemerintah Amerika, untuk memecah jalan buntu dalam konflik tersebut.

Selain strategi Putin, kenyataan pahit bagi politisi Washington yang lain adalah pengakuan bahwa ‘Timur Tengah lebih aman dan stabil jika Saddam Hussein dan Muammar Gaddafi masih berkuasa’,  dan ‘Kebijakan luar negeri yang realistis lebih baik ketimbang idealis (imperialis), terutama saat menyangkut Timur Tengah’.

Menurutnya, mendukung posisi Assad merupaan satu-satunya ‘jalan realistis’ yang akan menghancurkan Daesh.

“Tak ada yang lebih termotivasi untuk menghancurkan Daesh ketimbang Assad,” tutur Hallen.

30 September 2015 lalu, Rusia memulai kampanye serangan udara di Syria, yang melibatkan lebih dari 50 pesawat tempur Rusia, termasuk Su-24M, Su-25 dan Su-34 dengan sasaran wilayah yang dikuasai Daesh.

Sebelumnya, parlemen Rusia secara aklamasi menyetujui permintaan Putin untuk mengerahkan pasukan udaranya ke Syria.

Duta Besar Syria untuk Rusia, Riad Haddad menyatakan bahwa serangan udara ini akan terus dilancarkan pada organisasi teroris bersenjata, dan bukan opisisi pemerintah.

 

http://sputniknews.com/world/20160110/1032905947/putin-syria-united-states.html