Dalam peringatan Badan Pertahanan Intelijen (DIA) AS tertanggal 12 Agustus 2012, pemerintahan Obama ditengarai berencana untuk memindahkan Daesh dari Mosul, Iraq ke Deir Ezzor, Syria.

Rencana tersebut saat ini tidak lagi merupakan peringatan namun sudah dilakukan sebagai sebuah rencana untuk melemahkan dan akhirnya menggulingkan Bashar al-Assad, dan menggantikannya dengan rezim ‘Sunni’ yang dipimpin jihadis.

Dalam peringatannya, DIA menyebut rencana ini sebagai ‘benang kusut’, namun langkah inilah yang dipilih oleh Obama dan Kongres AS, dalam rangka menyiapkan presiden AS terpilih Donald Trump agar lebih mudah menyingkirkan pemerintahan Assad.

Peringatan DIA tersebut berbunyi:

C. Jika situasinya terbongkar, ada kemungkinan untuk mendirikan kerajaan Salafis, baik dengan atau tanpa deklarasi di Syria timur (Hasakah dan Deir Ezzor), dan inilah apa yang diinginkan oleh kekuatan pendukung oposisi, dalam upaya untuk mengisolasi rezim Syria.

Siapapun yang menulis memo tersebut, sepertinya menyadari bahwa opsi ini akan berarti memecah Syria, seperti apa yang dilakukan AS dan sekutunya saat ini.

Pada 17 September lalu, pesawat AS dan Inggris mengebom markas tentara Syria yang sedang bertempur mengusir jihadis dari Deir Ezzor. Serangan ini membunuh setidaknya 62 tentara Syria, dengan ratusan lainnya terluka. Dengan serangan itu, Deir Ezzor, sedang dilunakkan untuk rencana pengambil-alihan AS sesuai dokumen di atas.

Blogger anonim yang brilian ‘Moon of Alabama’ menjadi pihak pertama yang mendapati kemungkinan hubungan antara peringatan DIA dengan apa yang terjadi dengan operasi gabungan AS – Turki – Iraq melawan Daesh di Mosul. Ia menulis pada 20 September 2016, dalam judul ‘Deir Ezzor Attack Enables The ‘Salafist Principality’ As Foreseen In The 2012 DIA Analysis‘, dimana ia menulis:

‘Dua serangan baru-baru ini terhadap tentara Syria di wilayah timur menunjukkan rencana AS untuk menghabisi kehadiran kekuatan pemerintah Syria di wilayah timur Palmyra. Ini akan membuat AS dan sekutunya bisa mendirikan entitas ‘Sunni’ di Syria timur dan Iraq barat, yang akan menjadi duri permanen bagi Syria, Rusia dan Iran’.

Lalu pada 12 Oktober lalu, ia menuliskan “The ’Salafist Principality’ — ISIS Paid Off To Leave Mosul And To Take Deir Ezzor?“, dan memperkirakan bahwa Obama telah melakukan negosiasi dengan Presiden Turki Erdogan, dan dengan Pangeran Salman dari Saudi, untuk menyediakan jalur aman ke Deir Ezzor bagi Daesh yang saat itu menduduki Mosul.

Ia juga mengutip sebuah twit pada pagi tanggal 12 Oktober, dari jurnalis dan sejarawan Syria, Nizar Nayouf, yang menyatakan bahwa sumbernya di London telah melaporkan bahwa AS dan Saudi Arabia telah membuat kesepakatan untuk membiarkan Daesh berpindah ke Syria secara diam-diam.

Lebih jauh, pada 15 Oktober, pemerintah Turki menerbitkan peta online yang menunjukkan ‘Rencana Operasi Sensitif untuk Mosul‘, yang berisi enam langkah, dimana salah satunya menyatakan, ‘Koridor penyelamatan ke Syria akan dibuat untuk Daesh agar mereka bisa mengosongkan Mosul’. Jadi, meski Washington tidak berterus-terang dengan rencana ini, tidak demikian dengan Ankara.

Di dekat Deir Ezzor, adalah Palmyra – sebuah kota yang ingin dikuasai oleh aliansi AS – Saudi.

Pada 11 Desember lalu, RT menulis ‘4.000 Daesh melakukan regroup, mencoba upaya baru untuk merebut Palmyra‘, dan melaporkan:

Lebih dari 4.000 teroris Daesh, diperkuat oleh tank, telah memulai serangan untuk merebut kota kunci Palmyra setelah berkonsolidasi… Kelompok ini telah menerima penambahan kekuatan secara signifikan, termasuk perangkat militer berat dari Raqqa dan Deir-Ezzor… Kelompok ini juga menerima bantuan dari jihadis yang datang dari Iraq… Pada bulan Oktober, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov memperingatkan bahwa Daesh ‘bisa lari dari Mosul menuju Syria’.

Hal yang terjadi saat ini.

Kesimpulannya, pemerintahan Obama sepertinya melakukan upaya yang luar biasa untuk menyiapkan presiden selanjutnya, Trump dengan situasi yang terencana di Syria, agar memudahkannya melanjutkan perang Obama terhadap Syria dan sekutunya.

Eric Zuesse
http://www.globalresearch.ca/obama-and-erdogan-move-isis-terrorists-from-iraq-to-syria-to-weaken-assad/5561804