Pemerintahan baru Amerika Serikat di bawah Donald Trump secara terbuka mengumumkan akan mengupayakan pergantian rezim di Venezuela yang disamarkan dalam retorika ‘transisi ke pemerintahan demokratis’.

Pernyataan ini diungkapkan oleh kandidat utama Sekretaris Negara AS, Rex Tillerson dalam sebuah wawancara minggu ini.

“Jika ini berhasil dipastikan, saya akan menyarankan kerjasama erat dengan sekutu kami di situ, terutama tetangga Venezuela, Brazil dan Kolombia, dan juga badan-badan multilateral seperti OAS, untuk mengupayakan transisi ke kekuasaan demokrasi di Venezuela,” ujar mantan eksekutif ExxonMobil tersebut pada Latin America Goes Global.

Lebih jauh, Tillerson menganggap bahwa krisis ekonomi di negara kaya minyak tersebut merupakan ‘hasil dari pemerintahan yang disfungsional dan tak kompeten, yang dimulai sejak Hugo Chavez, dan kini di bawah penerusnya, Nicolas Maduro.”

Pemerintahan Maduro, teguh menyalahkan perang ekonomi yang digaungkan politisi sayap-kanan dan korporasi sebagai penyebab kelangkaan produk dan penghentian produksi dalam upaya menekan pemerintahannya.

Meski demikian, Tillerson menurunkan tempo agresivitas saat ditanya bagaimana untuk menyikapi permusuhan antara pemerintahan dengan majelis nasional yang dipimpin oposisi di Venezuela.

“AS harus terus mendukung dialog resmi untuk menyelesaikan krisis politik antara pemerintahan Maduro dan oposisi yang kini menguasai Majelis Nasional.”

Namun tak perlu waktu lama bagi Tillerson untuk kembali agresif, dengan meminta penerapan sanksi pada ‘pelanggar hak asasi’ para tahanan politik sembari mengutuk pemerintahan Maduro atas ‘praktek tidak demokratis’ itu.

Situs sayap-kanan tersebut juga meminta pendapat kandidat posisi tertinggi administrasi AS tersebut mengenai ‘keputusan kontroversial dan keliru atas normalisasi hubungan dengan Kuba’, dan Tillerson tak sependapat dengan upaya pencabutan kebijakan Obama tersebut.

Saat ditekan oleh pewawancara, Tillerson tak kuasa untuk mengakui bahwa ia akan mendukung pernyataan Wakil Presiden Mike Pence, yang menyatakan administrasi Trump akan mencabut kebijakan Obama mengenai Kuba.

“Ya. Akan ada pemeriksaan komprehensif atas kebijakan dan perintah eksekutif saat ini mengenai Kuba untuk mengetahui cara terbaik menekan Kuba agar menghormati hak asasi dan mendukung perubahan demokratis,” ujarnya.

Pada 2007, mendiang Presiden Hugo Chavez memerintahkan nasionalisasi 22 korporasi multinasional besar yang beroperasi di Venezuela, termasuk ExxonMobil – yang saat itu dipimpin Tillerson.

Tillerson menolak kompensasi 1 miliar dolar yang ditawarkan pemerintahan Chavez dan nekat mengadukan Venezuela ke pengadilan arbitrase untuk meminta ganti-rugi senilai 10 miliar dolar. Namun Tillerson kalah dan akhirnya ExxonMobil hanya menerima 1.6 miliar dolar saja.

http://www.telesurtv.net/english/news/Rex-Tillerson-Already-Talking-Regime-Change-in-Venezuela-20170122-0020.html