Dalam wawancaranya dengan Charlie Rose pada 10 Agustus lalu, ‘koresponden-super’ CNN untuk Timur Tengah, Clarissa Ward, mengatakan bahwa Jabhat al-Nusra (kini berganti menjadi Jabhat Fateh al-Sham) – yang merupakan afiliasi dari al-Qaeda – merupakan satu-satunya ‘pahlawan’ dalam konflik di Syria.

Kepada Rose, Ward mengatakan,

.. meski beberapa faksi ekstrimis ini sangat tidak disukai penduduk di area yang dikuasai pemberontak, mereka juga orang-orang yang, sayangnya Charlie, tampil sebagai satu-satunya pahlawan karena hanya merekalah yang mengisi kekosongan. Kenyataannya di wilayah Syria yang dikuasai pemberontak, faksi-faksi Islamis ini telah menjelma menjadi kekuatan yang penting. Sekarang ini jika AS memutuskan untuk bergabung dengan Rusia untuk menyerang faksi-faksi ini, hal itu akan sangat tidak disukai oleh rakyat Syria, apalagi AS mengaku ingin benar-benar menolong.

Ini bukan pertama kalinya media besar Barat mendukung kelompok teroris secara terang-terangan. Sejak Syria diserang tentara bayaran dukungan AS – NATO – Israel pada 2011 dengan misi untuk memecah negara itu berdasar kepentingan geopolitik NATO, kelompok-kelompok teroris tersebut secara sistematis diberitakan di media korporasi Barat sebagai ‘pemberontak moderat’.

Ketika ditanya apakah Jabhat Fateh al-Sham telah benar-benar memutus hubungan dengan al-Qaeda, Ward menyatakan hal itu tidak benar karena faksi ini masih memuji Osama bin Laden dan Ayman al-Zawahiri dalam video-video mereka baru-baru ini.

Namun Ward masih menyarankan agar AS mendukung kelompok teroris ini seraya membandingkan Hezbollah yang dianggapnya sebagai ‘teroris’ yang mendukung Assad. Menurut logikanya, jika Assad menggunakan ‘teroris’ maka begitu pula harusnya AS!

Saat ini, dimana pertempuran merebut Aleppo, kota terbesar kedua di Syria semakin memanas, para teroris ini kembali dipasarkan oleh pemilik mereka sebagai ‘pahlawan’.

Hezbollah sendiri dibentuk di Lebanon setelah Israel menyerang negara itu pada 1982. Organisasi ini turut serta sepenuhnya dalam pemilihan demokratis dan menghormati hak politik seluruh warga Lebanon.

Jadi untuk menyamakan sebuah negara taat hukum dan organisasi massa demokratis yang berjuang melawan kolonialisme, dengan gerombolan pemenggal kepala, pemerkosa, perampok dan pembantai manusia yang diarahkan oleh rezim seperti Arab Saudi, adalah pengingat yang telak akan kebangkrutan moral aliansi militer Barat dan agen disinformasi medianya.

Amerika Serikat yang menciptakan al-Qaeda – sebuah fakta yang diakui Hillary Clinton – adalah tuan besar dari pasukan pembunuh yang menyerbu Syria sejak Maret 2011.

Konflik ini digambarkan saat ‘kebangkitan’ spontan melawan rezim yang ‘tidak demokratis’ yang kemudian dibalas dengan kekerasan brutal dari aparat keamanan. Ini merupakan kebohongan besar yang memicu perang di negeri itu.

Pemerintah Syria sama sekali tak pernah melakukan represi terhadap demonstrasi damai. Saya mengunjungi Syria dua minggu setelah kekerasan pecah pada 2011. Saya berkesempatan untuk menyaksikan beberapa protes di Karfanbel, di luar Damaskus.

Aparat keamanan Syria bersikap sangat profesional dan tertib. Pada 15 Maret tahun itu, tembakan sniper membunuh beberapa polisi dan demonstran di Deraa, bagian selatan Syria. Para penembak jitu ini dibayar oleh Ikhwanul Muslimin, organisasi yang punya kaitan erat dengan AS, Israel, Turki dan negara-negara diktator di Teluk.

Media Barat sama sekali tak melakukan investigasi mengenai asal-muasal pecahnya perang di Syria. Pemerintah Syria disalahkan karena melakukan kekerasan pada ‘demonstran damai’. Organisasi HAM seperti Amnesty International, Human Rights Watch dan kemudian ada White Helmets, memainkan peran kunci dalam penyebaran kebohongan dan disinformasi yang digunakan teroris untuk menutupi pembantaian orang-orang tak bersalah di Syria.

Hanya orang-orang yang ‘buta’ dan ‘bodoh’ yang melihat peran AS – NATO – Israel dalam kerusakan di Syria tanpa kritikan. Sejak kehadiran IS (Islamic State, sebelumnya ISIS/ISIL) dalam perang Syria pada 2014, intensitas konflik semakin meningkat.

IS – satu lagi ciptaan AS – telah digunakan sebagai preteks NATO dalam usaha membom Syria, setelah kebohongan dan propaganda yang ditujukan pada Syria gagal memberikan kesempatan pada aliansi militer Barat untuk membumihanguskan negara itu.

Pada 2012, ‘koresponden-super’ CNN, Clarissa Ward pernah melaporkan dari Aleppo. Ia mengenakan chador, saat ia ‘melaporkan’ dari kota yang dulunya modern, sekuler dan kosmopolis yang lalu dikuasai oleh para pembunuh Wahabi yang didukung AS. Malahan CNN sebenarnya berbangga dengan fakta ini untuk memuji betapa bagusnya ia sebagai juru bicara terorisme dan genosida!

Sebelum kedatangan teroris, wanita Syria bebas mengenakan apa yang mereka suka, dan Syria mendukung sekularisme dan pakaian yang non-relijius. Ward bukan hanya pembohong yang memalukan; bahkan jika Nuremberg Principles yang mengatur sikap jurnalis diterapkan padanya, ia akan dituntut untuk kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan.

Masyarakat Barat telah dicekoki oleh korporasi media raksasa seperti CNN, bahwa kemerdekaan mereka harus dikurangi supaya mereka bisa menang melawan teroris Islamis, sementara teroris yang sama secara terbuka dan tanpa malu dijuluki sebagai ‘pahlawan’ saat mereka menghancurkan Syria.

Tiap tahun, pada 11 September, kantor berita yang sama akan mengingatkan Anda akan ‘ancaman’ al-Qaeda dan menceritakan para ‘pahlawan’ yang melawan teroris ini.

Mereka tak akan mengingatkan Anda siapakah sebenarnya pahlawan-pahlawan sejati; yaitu lelaki dan perempuan yang mempertahankan negara mereka melawan pendudukan asing. Mereka yang berkumpul di alun-alun sembari melambaikan bendera Republik Arab Syria dan gambar pemimpin yang mereka yakini adalah patriot, Dr. Bashar al-Assad.

Para pahlawan ini didorong oleh rasa cinta, bukan kebencian. Untuk memahami mengapa terjadi perang yang menghancurkan di Syria, Anda hanya perlu mendengar ungkapan kebencian yang disampaikan Clarissa Ward.

Dan Clarissa Ward baru saja memberi tahu Anda dalam video di atas, bahwa pemberontak Syria adalah teroris dan teroris yang sama kini menjadi pahlawan jika mereka menuruti agenda Amerika Serikat.

Apakah Anda memahaminya sekarang?

Gearóid Ó Colmáin
http://www.gearoidocolmain.org/cnn-says-al-qaeda-heroes/