Amerika Serikat kembali menjadi negara dengan penggunaan senjata terbesar di dunia.
Penggunaan senjata secara global terekam sebanyak 1,57 triliun dolar AS pada 2016 saja, dengan AS memiliki anggaran militer sebesar 40% dari jumlah anggaran militer negara-negara lain di dunia.
AS menduduki peringkat teratas dalam penggunaan senjata tersebut dengan nilai mencapai 611 miliar dolar, disusul oleh China dengan 192 miliar dolar dan Inggris dengan 53,8 miliar dolar. Data ini didapat dari Laporan Anggaran Jane’s Defense pada 2016 yang disusun oleh perusahaan keuangan IHS Markit.
Untuk pertama kalinya, India masuk dalam lima-besar pengguna senjata ini dengan penggunaan mencapai 50 miliar dolar, peningkatan sebesar 9 persen dari tahun lalu. India melampaui penggunaan Saudi Arabia (48,7 miliar dolar) dan Rusia (44,4 miliar dolar).
Setelah Narendra Modi menduduki puncak kepemimpinan di India pada 2014, pertahanan menjadi salah satu prioritas India, dengan penggunaan 1,8 persen dari GDP-nya untuk belanja senjata.
Ini terjadi saat Modi sedang menerapkan kebijakan demonetisasi yang ditujukan untuk mengatasi pemalsuan mata uang, yang mencakup 80 persen uang yang beredar di India. Kebijakan ini telah memicu antrian-antrian di bank dan kelangkaan uang, yang paling mempengaruhi rakyat India yang miskin.
Meski India dan Saudi Arabia menghabiskan banyak uang demi senjata, namun kekuatan mereka masih dianggap terbelakang secara teknologi dibanding yang lain.
Sementara ini, tak ada indikasi akan penurunan angka belanja senjata di masa mendatang. Sejak mulai memuncak pada krisis finansial global di 2008 lalu, instabilitas yang terjadi di seluruh belahan dunia memicu peningkatan dalam hal ini.
Negara-negara Baltik mencatatkan pertumbuhan tertinggi dalam pembelanjaan ini, yang dilihat banyak pihak sebagai bentuk kewaspadaan terhadap pengaruh Rusia yang semakin meningkat di kawasan. Ini juga menyebabkan negara-negara Eropa barat, untuk melakukan hal yang sama.
Berdasar tren saat ini, pada 2020, China diperkirakan akan membelanjakan uang pada senjata melebihi seluruh negara Eropa barat dan empat kali lebih besar dibanding Inggris. Tren ini dipicu berdasar ketegangan mengenai Laut China Selatan yang masih diperebutkan.
Dunia mungkin masih berharap dengan kebijakan luar negeri presiden baru AS, Donald Trump, dan akankah janjinya berubah menjadi kenyataan.
Analis senior IHS Markit, Guy Eastman menyatakan bahwa, “investasi persenjataan AS diperkirakan akan turun sebesar 1.1 persen, namun dengan terpilihnya Donald Trump, diperkirakan uang akan terus mengalir demi investasi ini.”
http://www.telesurtv.net/english/news/US-Tops-List-of-Arms-Spending-with-622-Billion-in-2016-20161213-0014.html